Sejumlah Stand ICE Diserbu Pengunjung

AMBON-PPID, Memasuki hari ketiga pelaksanaan Indonesia City Expo (ICE), Jumat (8/5), pengunjung semakin membludak. Sejum­lah stand terlihat diserbu pengunjung.

Dari 55 stand pemkot dan 11 non pem­kot, para pengunjung terlihat menyerbu stand Pemkot Palembang, Pontianak, Madiun, Pare-pare, Surakarta, Bandung dan Bogor.

Pemkot Palembang merupakan salah satu stand terbesar di arena ICE 2015. Pemkot Palembang menempati tiga kav­ling. Hanya ada dua pemkot yang menem­pati tiga kavling yaitu Palembang dan Manado sementara tuan rumah Ambon hanya menempati dua kavling.

Stand Pemkot Palembang menampilkan sejumlah produk unggulan diantaranya kain songket dan sejumlah aksesoris khas kota berjuluk ‘bumi sriwijaya’ itu. Palembang juga menghadirkan Gadis Palembang 2014 (sebutan untuk duta wisata kota tersebut), untuk memberikan penjelasan kepada pengunjung mengenai daerah dan potensi wisata.

Tak hanya Palembang, stand Pemkot Pontianak juga diserbu pengunjung. Kota Khatulistiwa tersebut tersebut juga membawa serta Bujang dan Dare Khatulistiwa (sebutan untuk duta wisata kota tersebut).

Pengunjung terlihat menyerbu produk-produk makanan khas Pontianak yang berasal dari bahan baku tanaman lidah buaya (aloevera).

“Pengunjung sangat tertarik dengan produk olahan dari bahan baku tanaman lidah buaya karena sejak kemarin sampai saat ini banyak masyarakat yang sudah membeli dalam jumlah yang banyak,” jelas pengelola stand Pemkot Pontianak, Yansa.

Menurutnya, berbagai produk olahan dari tanaman lidah buaya seperti kerupuk lidah buaya yang khas Pontianak sudah tidak asing lagi di dalam negeri maupun luar negeri.

“Berbagai produk olahan dari tanaman lidah buaya sudah dijual bukan hanya di Pontianak, namun juga di luar Provinsi Kalimantan Barat bahkan juga di Korea Selatan dan Malaysia,” ungkapnya.

Tak hanya dua pemkot tersebut, stand Pemkot Madiun juga menjadi incaran pengunjung. Di stand Kota berjuluk ‘Kota Gadis’ (Dagang, pendidikan dan industri) ini terlihat para pengunjung menyukai beraneka aksesoris seperti gelang, gantungan kunci, kalung dan cincin.

“Kita hanya menjual aksesoris saja namun dari hari pertama hingga saat ini pengujung yang dating cukup banyak dan  produk kami sudah terjual sekitar 75 persen,” katanya

Begitu juga di stand Pemkot Pare-pare, terlihat semua makanan trandisional khas kota berjuluk ‘Bandar Madani’ sudah habis terjual seperti, abon ikan tuna, abon tulang ikan tuna, roti mantau dan juga pakaian khas bugis.

“Semuanya produk yang kami jual habis terjual dan sampai saat ini masih ada pengunjung yang dating menanyakannya,” ujar  pengelola stand Pemkot Pare-pare, Rudi.

Ia menambahkan, walaupun produk yang dijual sudah habis, namun pihaknya tidak lagi mendatangkan stok tambahan dari Pare-pare karena jarak yang jauh dan juga butuh anggaran yang cukup besar. (JW/AS)

Please follow and like us:

Comments are closed.