Pemerintah Pusat Dukung Timba Laor Jadi Festival Tahunan

AMBONPPID, Keinginan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH untuk menjadikan budaya Timba Laor (Cacing Polychaeta) sebagai agenda rutin dalam kalender wisata bahari kota Ambon mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

laorDukungan ini disampaikan Victor Nikijuluw, selaku sekretaris eksekutif Komite Koordinasi Nasional CTI-CFF Indonesia, dalam acara Field Trip Peserta Forum CTI-CFF Maluku, di Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Rabu (10/4).

Victor menjelaskan budaya Timba Laor di Indonesia hanya ada di dua tempat, yakni di pesisir pantai Maluku dan di kawasan pantai selatan pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Berbeda dengan budaya Timba Laor Maluku yang hanya dilakukan oleh masyarakat lokal, Timba Laor di Lombok, yang dalam bahasa lokal disebut Bau Nyale, telah di publikasikan luas hingga ke mancanegara, padahal yang pertama kali mempublikasikan Laor ke tingkat dunia dalam kajian akademik adalah putri Maluku, DR. Ravenska Pattirajawane.

“Orang Lombok telah sampaikan ke seluruh dunia bahwa kegiatan Bau Nyale itu khas Lombok, sehingga wisatawan dari seluruh dunia datang berbondong-bondong untuk mengikuti kegiatan itu. Kita di Maluku sudah melakukan kegiatan itu sejak jaman nenek moyang, Timba Laor dilakukan hampir di semua pulau di Maluku, bukan pada satu kawasan saja,” ujarnya.

Victor menandaskan pihaknya siap mendukung keinginan wali Kota Ambon untuk pengembangan budaya timba Laor menjadi event tahunan yang besar sehingga menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Timba Laor di Ambon kita jadikan festival dengan pusatnya di Negeri Rutong. Bersama Wali Kota kami akan menyusun program tersebut dan mempublikasikannya secara luas,” tandasnya.

Lebih lanjut dirinya katakan agar rencana besar tersebut dapat berjalan dengan baik perlu peran serta dari masyarakat sekitar dan kalangan akademisi. Masyarakat diminta untuk dapat menjaga lingkungan pesisir tetap bersih agar biota-biota laut dapat tetap hidup, sedangkan kalangan akademisi dapat membantu pengembangan pengolahan Laor lebih modern, sehingga dapat meningkatkan nilai jual.

“Jika kawasan pesisir kita bersih, laut terbebas dari sampah-sampah plastik, maka makin banyak Laor di laut,” tukasnya.

Sementara itu, wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH mengakui mulai tahun depan pihaknya akan mengemas budaya Timba Laor menjadi festival yang memikat wisatawan. Selain timba Laor, dirinya juga sudah memikirkan program-program wisata Bahari bagi setiap negeri di kawasan leitimur selatan, sesuai dengan potensi unggulan yang dimiliki.

“Tahun ini kita introdusir budaya Timba Laor di Rutong dan tahun depan kita siapkan jadi festival. Mungkin nanti juga ada festival memancing di Hukurila dan Hutumuri. Semua potensi wisata bahari di Leitimur selatan ini akan dioptimalkan oleh pemerintah Kota Ambon,” tandas Louhenapessy.(RA)

Please follow and like us:

Comments are closed.