Tim Audit Stunting Laksanakan Audit Stunting di Kecamatan Baguala

AMBON,PPID – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Tim Audit Stunting yang terdiri dari beberapa OPD, kembali melaksanakan kegiatan Audit Kasus Stunting Tahun 2023. Kali ini yang menjadi lokasi fokus (lokus) adalah Kecamatan Baguala.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPKKB) Kota Ambon selaku ketua Tim Audit Stunting Kota Ambon, J.W Patty, Jumat (26/5/23) di sela – sela kegiatan di Kantor Kecamatan Baguala, menjelaskan, audit kasus stunting dilaksanakan sesuai dengan amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

 

“Tujuan pelaksaan audit adalah identifikasi jumlah kasus stunting, penyebab, tata kelola tingkat kota, serta kendala yang dihadapi,” ungkapnya.

Dikatakan, dari hasil audit kasus stunting yang juga melibatkan tim pakar yakni  dokter spesialis anak, spesialis spesialis Obstetri dan Ginekolog, dan psikolog dan ahli gizi, maka akan dirumuskan rekomendasi bagi Pemerintah untuk memberikan penanganan tepat sasaran pada tiap lokus.

“Ada beberapa faktor penyebab stunting yakni, jumlah pendapatan, jumlah Kalori atau ASI Eklsusif, banyaknya anggota keluarga dan sanitasi. Misalnya apabila penyebab stunting karena sanitasi, maka Bappeda-Litbang,  Dinas PUPR, bersama Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman bisa lakukan intervensi program santasi di lokus, agar masalah stunting dapat dieliminasi,” bebernya.

Patty mengemukakan, Audit kasus stunting kota Ambon tidak dilaksanakan serta merta, namun dengan perencanaan yang terstruktur, dimulai dengan Rembuk Stunting, Konsolidasi, dan Koordinasi dengan berbagai pihak, utamanya dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Maluku selaku pelaksana program penanganan penurunan angka stunting di daerah.

Ditandaskannya, kegiatan audit yang dilakukan di Kecamatan Baguala ini juga mendapat support dari TP-PKK Kota Ambon.

“Teknis pelaksanaan audit ini adalah kita mengumpulkan data lewat kuisioner oleh tim pendamping yang terdiri dari Pembantu Pembina Keluarga Berenana Desa, dan Bidan di Puskesmas, dan TP- PKK Kecamatan. Berdasarkan kuisioner tersebut maka diketahui apa penyebab stunting, data ini lah yang kemudian Tim audit bersama,” terang Patty.

Ditempat yang sama, Pj. Ketua TP – PKK yang juga “Mama Parenting” Kota Ambon Lisa Wattimena, menjelaskan hingga April 2023, masih terdapat 597 anak penderita stunting di Kota ini.

Olehnya itu, dirinya berharap melalui kegiatan ini, semua unsur percepatan penurunan stunting di kota ini dapat menyatukan tekad dalam intervensi program  guna penurunan angka Stunting  (MCAMBON).

Please follow and like us:

Comments are closed.