Studi Tiru Upaya Penurunan Stunting, Pemkot Ambon Kunker ke Sumedang

AMBON, PPID – Delegasi Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting, yakni Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Bappeda Litbang, Dinas Kesehatan, para Camat, Kades/Raja dan Lurah, OPD terkait lainnya, bersama pengurus TP – PKK Kota Ambon, melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Senin (20/3/23).

Maksud dari Kunker yang dilakukan delegasi Kota Ambon, tepatnya di Kecamatan Rancakalong dan Posyandu di lingkup kecamatan itu, adalah untuk studi tiru berkenaan dengan upaya penanganan Stunting.

Pj. Ketua TP – PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena di sela – sela kunker, menjelaskan alasannya dipilihnya kabupaten Sumedang sebagai lokasi  adalah karena Sumedang merupakan daerah terbaik dalam program penurunan stunting di Indonesia dengan penerapan aplikasi e-Simpati (Sistem Penerapan Stunting).

“Target yg ingin kami capai adalah penerapan pencegahan Stunting secara digital melalui aplikasi e-Simpati yang akan dihibahkan ke Pemkot Ambon. Utk itu studi tiru ini dilakukan sebagai upaya kita untuk mempelajari dan memahami implementasi serta melihat langsung penanganan di lapangan seperti apa, khususnya di posyandu – posyandu sebagai ujung tombak dalam upaya pencegahan stunting,” ujar Wattimena.

Menurutnya, banyak ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini dan dari hasil diskusi dengan kader, tenaga kesehatan, banyak masukan yang sangat bermanfaat tentunya bisa diterapkan di kota Ambon khususnya di Posyandu.

“Intinya kader Posyandu menjadi ujung tombak dalam melakukan intervensi penanganan kasus Stunting. Oleh sebab itu kader posyandu-lah yang harus  perhatikan juga, kader harus memiliki kemampuan pengetahuan dan skill dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting,” tandasnya.

Sementara itu, Camat Rancakalong, Ili, dalam acara penerimaan delegasi kota Ambon di Aula Kecamatan, mengakui dengan adanya studi tiru ini pihaknya bisa sharing dan berbagai pengalaman, atau paling tidak bisa memberikan gambaran apa yang telah dilakukan dalam upaya penurunan Stunting.

Menurutnya, keberhasilan Sumedang dalam penurunan Stunting, karena dukungan para pihak diantaranya Forkopimda, TNI/Polri, Akademisi, NGO, serta partisipasi masyarakat.

Diketahui, dengan e-Simpati dan kerja kolaboratif, Stunting di Sumedang dapat ditekan signifikan dalam kurun waktu kurang dari lima tahun yakni dari 32,2 persen di tahun 2018 menjadi 8,2 di tahun 2022. (MCAMBON)

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *