AMBON–PPID, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH menduga ada pihak ketiga dibalik bentrok antar kelompok warga Bethabara dan warga Dusun Kayu Tiga, Desa Soya, Kecamatan Sirimau yang kerap terjadi akhir-akhir ini.
Hal ini diungkapkan Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy,SH usai menggelar pertemuan bersama Muspida Kota dengan Pemerintah Negeri Soya serta tokoh masyarakat dan tokoh agama jemaat Bethabara dan Dusun Kayu Tiga, Minggu (14/4) di Baileo Negeri Soya.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari peninjauan yang dilakukan Wali Kota Ambon di lokasi bentrokan Jumat (12/4) pekan lalu.
Menurut Wali kota, indikasi adanya pihak ketiga yang bermain dalam konflik ini terungkap dari laporan dan curahan hati yang dingkapkan kedua warga bertetangga ini dihadapan unsur Muspida Kota Ambon.
Untuk itu, Wali Kota mengaku akan melakukan pendekatan kekeluargaan untuk menjaga suasana tetap damai diantara kedua belah pihak yang beberapa waktu lalu sempat terlibat pertikaian dan menyebabkan satu rumah terbakar dan beberapa rumah lainnya rusak.
“Jadi sebetulnya ini hanya pendekatan kekeluargaan saja dengan bahasa hati saja karena mungkin saja pihak-pihak tertentu yang tidak ingin kedua komunitas masyarakat ini ada dalam rasa kedamaian ini yang kita antisipasi dia secara bersama-sama,” ungkap Walikota.
Dalam pertemuan tersebut, ujar Wali Kota, perwakilan kedua kelompok masyarakat telah menyampaikan usulan-usulan dalam rangka antisipasi peristiwa bentrokan terulang kembali.
“Masyarakat sudah berbuka hati kita akan tindaklanjuti dalam pertemuan-pertemuan berikut lagi sehingga memang kita memperkecil peluang-peluang dan intervensi pihak ketiga yang ingin untuk tidak ada stabilitas diantara kita. Ini hanya ada pihak ketiga yang mau bermain dibalik ini,” tegas Walikota.
Ditempat sama, Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Suharwiyono mengatakan, terkait dugaan adanya pihak ketiga yang bermain pihak kepolisian akan menyelidikinya.
“Setiap kejadian akan selalu evaluasi sumber permasalahannya apa, dari sumber permasalahan itu apa barulah kita mengambil langkah-langkah yang konkrit, kita turunkan intelijen ataupun akan melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat setelah itu ada langkah pencegahan seperti pelaksanaan sistem keamanan lingkungan (siskamling),” ungkapnya.
Kapolres menambahkan, untuk pembentukan siskamling, pihaknya masih dalam perencanaan yang mana akan melibatkan masyarakat kedua lokasi untuk bersama-sama menjaga keamanan di wilayahnya.
“Siskamling ini masih direncanakan dengan melibatkan masyarakat, kita sebagai aparat TNI/Polri hanya sebagai fasilitator. Mudah-mudahan masyarakat tidak terprovokasi dan kondisi keamanan tetap terjaga secara kekeluargaan,” harapnya. (HT)