AMBON, PPID –Direktur Ambon Music Office (AMO) yang juga focal point Ambon City of Music (ACoM), Ronny Lopies, menerima undangan dari Kota Metz, Perancis untuk hadir sebagai pembicara dalam International Conference on Artistic Education atau Konfrensi Internasional Pendidikan Seni yang digelar pemerintah setempat.
Loppies menjelaskan, dalam konfrensi yang akan berlangsung pada 1 – 2 Juni 2023 mendatang, dirinya tidak hanya diminta meyampaikan materi tentang pendidikan dan kurikulum musik, tetapi juga praktik kepada para peserta.
“Dalam undangan tersebut, pihak Metz tertarik dengan kurikulum musik yang telah diterapkan di 10 Sekolah di kota Ambon,” katanya kepada Tim Media Center, Selasa (21/3/23) di Ambon.
Mencuplik materi yang akan dibawakan di Metz, Loppies menuturkan bahwa melalui berbagai kajian dari berbagai disiplin ilmu, musik diketahui memberikan manfaat penting bagi perkembangan jiwa manusia, mulai dari yang berkaitan dengan kecerdasan hingga fungsi otak dan perasaan.
“Olehnya itu Pendidikan musik berisi materi teori, seperti teori musik, ilmu harmoni, sejarah musik, dan materi yang bersifat praktis serta mengakui kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat,”terangnya.
Menurutnya, musik tradisional harus diajarkan kepada anak-anak melalui pendidkan musik. Hal ini bertujuan mempertahankan kelanjutan dari musik tradisional yang sudah menjadi karakter atau identitas diri komunitas ACoM.
“Di sisi lain, bahan baku musik tradisional terbuat dari tumbuh-tumbuhan alami, sehingga sangat penting untuk melihat hubungan musik tradisional ini dengan lingkungan. Sebagian besar alat musik ini berkerabat dengan tumbuhan endemik ACoM seperti bambu dan kayu,” bebernya.
Sedangkan, materi praktik yang dapat diberikan kepada peserta konferensi adalah contoh keterampilan dalam memainkan musik tradisional seperti, Suling bambu, Jukulele (gitar kecil), Totobuang (gong diatonis), Tifa (ketuk), dan Rebana.
“Peserta konferensi dapat memperoleh pemahaman dan pengalaman baru dalam satu atau dua konsep musik tradisional dari ACoM dengan Island Harmony sebagai pengaruh lanskap pulau-pulau kecil,” tambahnya.
Dirinya berharap dengan memainkan musik tradisional, peserta konferensi dapat belajar bagaimana menyatukan perasaan dan visi, melatih kesabaran dan keuletan, belajar menghargai ide dan pendapat orang lain, belajar disiplin, belajar bersosialisasi dan berusaha mencintai lingkungan.
“Terkait dengan lingkungan, peserta akan memiliki pengetahuan lain tentang bahan baku dan aspek ilmiah dari alat musik tradisional. Relasi antar alat musik yang diperlihatkan kepada peserta juga dapat menunjukkan pengaruh musik untuk menyatukan perbedaan agama serta mampu menciptakan toleransi antar umat beragama atau musik untuk perdamaian,” tandasnya.
Untuk diketahui, sama seperti Ambon, Kota Metz juga merupakan Kota Musik dibawah UNESCO sejak 2019. Menghadiri Konfrensi Internasional di Metz, Juni mendatang, Direktur AMO tidak sendiri namun didampingi Deputy Of Marketing, Event and Music Industri AMO, Rence Alfons. (MCAMBON)
