PKSTK, Kolaborasi Pemkot Ambon-Unpatti Untuk Masyarakat Tangguh

Ambon,PPID – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengapresiasi peran dan kolaborasi yang digagas Universitas Pattimura Ambon melalui Pengelolaan Kegiatan Sosial Tingkat Komunitas (PKSTK). Hal itu disampaikan Sekretaris Kota (Sekkot), A.G.Latuheru saat pencanangan PKSTK yang berlangsung di Balai Desa Wayame, Jumat (24/7/2020).

Menurut Sekkot, Penanganan dan penanggulangan COVID-19 berbasis komunitas adalah upaya terdepan dan pertama dalam penanganan dan penganggulangan COVID-19.”Jika komunitas di Kota Ambon kuat dan tangguh dalam penanggulangan COVID-19, saya sangat yakin Kota Ambon akan tangguh pula menghadapi COVID-19. Kedepan, kita semua mampu beradaptasi ditengah pandemi ini,” imbuh Sekkot.

Sekkot menambahkan, ada 3 (tiga) Desa/Negeri yang akan dijadikan percontohan pada kegiatan yang akan berlangsung selama kurang lebih sebulan ini, yakni Desa Wayame, Negeri Laha dan Negeri Hukurila.

“Diharapkan, PKSTK dapat diimplementasi di ketiga Desa/Negeri ini dengan baik, sehingga dapat menjadi model dan dapat direplikasi pada Desa/Negeri dan Kelurahan lain di Kota Ambon, dalam upaya penanggulangan COVID-19,” harap Sekkot.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fisip Unpatti, Prof. T.D Pariela kepada Tim Media Center menjelaskan, Pencanangan PKSTK menghadirkan momentum dalam rangka memulai pekerjaan yang besar dan tanggung jawab berat terhadap masyarakat di kota Ambon.

Menurutnya, momentum dimaksud dapat memberikan kesempatan terutama bagi Unpatti untuk melakukan pengabdian yang sesungguh-sungguhnya kepada masyarakat di kota Ambon.

“Harapannnya adalah melalui pengabdian ini, kita lewat kolaborasi antara Fisip dan Kedokteran Unpatti yang mengatasnamakan Universitas bersama Pemerintah Kota Ambon bisa mendorong proses perubahan perilaku didalam warga komunitas untuk bagaimana menanggulangi COVID-19,” imbuh Dekan.

Diakuinya, substansi penting dalam mengendalikan COVID-19 adalah bagaimana mengendalikan masyarakat. Dalam konteks itulah, Unpatti mencoba mendesain strategi pengendalian masyarakat dengan sedemikian rupa agar mudah diawasi dan dikendalikan.

“Kalau rentan kendali terlalu jauh dan wilayah peran terlalu luas, rasanya agak sulit juga untuk mengendalikan masyarakat. Asumsi kita adalah, ketika masyarakat disuatu komunitas sudah bisa dikendalikan cara berperilakunya, maka wilayah-wilayah publik akan aman, karena warga dikomunitas sudah belajar tentang bagaimana beradaptasi dengan situasi COVID-19, sehingga ketika berada diluar komunitas, mereka dengan sendirinya dapat menerapkan protokol yang sama di wilayah-wilayah publik,” aku Prof.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unpatti, Dr. Bertha Jean Que menjelaskan, sosialisasi dalam rangka membuka wawasan berpikir masyarakat, tidak boleh berhenti atau putus. “kita akui sampai saat ini masyarakat belum bisa mengerti dengan baik, bahkan timbul spekulasi dan segala hal seakan-akan ada rekayasa dibalik COVID-19,” katanya.

Dikatakan juga, Masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa daya tular COVID-19 sangat tinggi, sehingga merupakan tanggung jawab bersama semua pihak untuk selalu mengingatkan masyarakat dalam mengatasi COVID-19.
“Ini tanggung jawab kita dari akademisi untuk membantu Pemerintah Kota untuk selalu menyuarakan itu, agar COVID-19 di Ambon bisa melandai,” tutupnya. (MCAMBON)

Please follow and like us:

Comments are closed.